Seo Services

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

06.36
Oleh Dr Lai Chiu Nan
Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat.
Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. “Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama” kata Dr. Chiu Nan.
“Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja.. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan penuh di perut (enek, busung) sehabis makan. Rasanya kurang tuntas mencernakan makanan. Dalam kondisi parah ada tambahan rasa nyeri pada ginjal.”
Bila anda menduga ada batu pada empedu anda, cobalah cara yang dianjurkan oleh Dr. Chiu Nan untuk menghilangkannya secara alamiah.Pengobatan ini juga dapat dipakai bila ada keluhan gangguan hati,karena hati dan kandung empedu saling berkaitan. Tatacara pengobatannya adalah sebagai berikut :
Selama lima hari berturut-turut minumlah empat (4) gelas sari buah apel segar setiap hari, atau makanlah empat atau lima buah apel segar, tergantung selera anda. Apel berkhasiat melembutkan batu empedu. Selama masa ini anda boleh makan seperti biasa.
Pada hari ke-enam jangan makan malam. Jam 6 petang, telanlah satu sendok teh “Epsom salt” (magnesium sulfat, garam Inggris??) dengan segelas air hangat.Jam 8 malam lakukan hal yang sama. Magnesium sulfat berkhasiat membuka pembuluh-pembuluh kandung empedu. Jam 10 malam campurkan setengah cangkir minyak zaitun (atau minyak wijen) dengan setengah cangkir sari jeruk segar. Aduklah secukupnya sebelum diminum. Minyaknya melumasi batu2 untuk melancarkan keluarnya batu empedu.
Keesokan hari Anda akan menemukan batu-batu berwarna kehijauan dalam limbah air besar anda.
“Batu-batu ini biasanya mengambang,” menurut Dr. Chiu Nan.
“Cobalah hitung jumlahnya. Ada yang jumlahnya 40, 50 sampai 100 batu. Banyak sekali. Tanpa gejala apa pun Anda mungkin memiliki ratusan batu yang berhasil dikeluarkan melalui metoda ini, walaupun mungkin tidak semuanya keluar. Baik sekali apabila kita sekali-kali membersihkan kandung empedu kita.
Jenis Apel sebenarnya sama, cuma saya seneng yang manis… Kemaren aku makan Apel RRC yang sering diskon kalau di supermarket harga diskon per 100 gram 800-1000 (biasaya 1600)
Minum/makan apel selama 1 hari 4 (rata2) lima juga boleh.
Sebelumnya aku minum Jus asli apel. Cuma butuh waktu untuk mebuatnya.
Akhirnya selama 5 hari aku makan apel seger dari kulkas, kulitnya aku buang.Keran apel sekarang banyak yang dikasih lapisan lilin dan terkontaminasi sama pestisida…jadi aku buang kulitya,Lalu aku potong kecil..dan dimasukkan ke kulkas…jadi saat kita mau makan, apelnya masih seger dan dingin.
Garam Inggris beli di apotik harga Rp 2500 (Tempat obat) Minyak Zaitun kalau kita ke Supermarket namanya Olive Oil, harga 25-30 ribu satu botol. Di apotik juga ada, aku beli di sana karena dekat rumah.
Guna Jeruk agar kita tidah muntah saat minum Minyak Zaitun, Jadi aduk yang rata…karena sebelumnya
adukanku tidak rata…sehingga eneg,..lalu aduk lagi biar tercampur dengan rata..karena minyak dan jeruk tidak bersatu atau Berat Jenisnya beda..
Pokoknya… 3 Dokter suruh aku Operasi… dengan treatment ini keluar batunya.
Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah Reviewed by admin on 06.36 Rating: 5

MERUKYAT METODE HISAB MUHAMMADIYAH

08.10
Hal yang menarik perhatian ketika akan merayakan hari raya khusunya Idul Fitri adalah perbedaan waktu merayakannya. Pembicaraan dimasyarakat mensikapi masalah tersebut beragam ada yang konstruktif tapi tidak sedikit yang cenderung sembrono menyimpulkan perbedaan tanpa mengetahui terlebih dahulu sebab yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan.

Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia menjadi salah satu barometer bagi pemerintah dan masyarakat untuk menetapkan kapan kita akan berhari raya, maka menjadi penting untuk 'merukyat' (melihat/mengetahui) bagaimana Muhammadiyah menentukannya.

Seperti kita pahami kalender dalam Islam memakai perhitungan Qomariyah atau berdasarkan waktu bulan mengelilingi bumi sehingga penentuan Idul Fitri yang mesti jatuh pada tanggal 1 Syawal tidak bisa lepas dari metode yang digunakan untuk menentukan awal bulan. Ada dua metode yang digunakan untuk mengetahui awal bulan Qomariyah, yaitu :
1. Metode Rukyat yaitu melihat hilal secara langsung (empirik)
2. Metode Hisab yaitu menghitung kedudukan bulan (ilmiah teoritik)

Muhammadiyah menggunakan metode hisab untuk mengetahui awal bulan Qomariyah dengan alasan bahwa pergerakan planet-planet yang berada disistem tata surya kita termasuk bulan sangat teratur dan bergerak dengan pasti sehingga ilmu astronomi dapat menghitung dengan ceramat kapan kapan akan terjadi gerhana bulan sampai dengan toleransi kesalahan kurang dari hitungan detik. Artinya kalau ilmu astronomi sudah dapat memprediksi terjadinya gerhana bulan yang frekuensi kejadiannya lebih jarang dengan akurasi yang tinggi, tentu akan lebih mudah untuk menghitung usia bulan yang berpengaruh terhadap ditetapkannya kapan tanggal satu.

Keteraturan dan kepastian gerak bulan mengelilingi bumi seharusnya mendorong kita untuk dapat menghitung dengan cermat kalender Qomariyah kita, hal tersebut tergambar dalam al-Qur'an surat Yunus ayat 5 artinya :
"Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui.

Sama-sama menggunakan metode hisab belum menjamin terjadinya kesamaan dalam menentukan 1 Syawal karena masih dipengaruhi oleh kriteria penentu awal bulan, bila kriteria penentunya berbeda maka akan berbeda pula hasil ketentuannya. Ada 3 metode Hisab yang saat ini banyak digunakan oleh ahli hisab dengan kriteria penentu awal bulan yang berbeda. yaitu:
1. Ijtima' qoblal ghurub yaitu metode hisab yang mensyaratkan terjadinya
Ijtima'(keadaan dimana posisi bumi, bulan dan matahari dalam satu garis
lurus) sebelum terbenamnya matahari untuk bisa dianggap besok
sebagai bulan baru, tetapi bila Ijtima' terjadi setelah matahari terbenam
maka besok merupakan hari terakhir bulan ini.
2. Wujudul Hilal, menganggap besok sebagai bulan baru apabila memenuhi
kriteria, bulan terbenam ketika matahari terbenam dan didahului ijtima'
saat matahari terbenam.
3. Imkanur-rukyat, awal bulan dimulai pada saat terbenam matahari
setelah terjadi Ijtima', dan pada saat terbenam matahari ketinggian
bulan minimal 02 derajat.

Wujudul Hilal dipilih oleh Muhammadiyah sebagai kriteria penentu awal bulan dengan berlandaskan pada dalil surat Yasin ayat 39-40.
Artinya :
39 "Dan telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua."
40 "Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya."

Ayat 39 menggambarkan perjalanan bulan mengelilingi bumi melalui manzilah-manzilah sampai kemudian kembali dalam bentuk al-'urjun al -qadim (tandan yang tua). keadaan itu terjadi disekitar ijtima'. Sebelum ijtima' disebut bulan mati semakn lama semakin mengecil, sedangkan sesudahnya disebut bulan sabit semakin lama semakin membesar. Ijtima' sendiri tidak otomatis dapat jadi ukuran penetapan bulan baru karena perbandingan ukuran piringan bulan dan piringan matahari tidak tetap melainkan berubah-ubah. Oleh karena itu diperlukan unsur lain untuk menentukan awal bulan baru, yaitu pernyataan bagian pertama ayat 40 menyatakan bahwa tidak mungkin matahari mengejar bulan. Dari astronomi diketahui bahwa gerak semu matahari dalam perjalanan tahunannya jauh lebih lambat dibandingkan gerak bulan dalam perjalanan bulanannya yang keduanya sama-sama bergerak dari arah barat ke timur. Bulan menempuh jarak lebih dari 13,2 derajat, sedangkan matahari kurang dari 01 derajat, sehingga bulanlah yang lebih cepat, dan tidak ada kemungkinan bagi matahari mengejar apalagi mendahuluinya. Bagian awal ayat 40 bila dihubungkan dengan ayat 39 memberikan pengertian bahwa bulan baru mulai ketika bulan telah mendahului matahari dalam gerak mereka dari barat ke timur. Saat matahari terkejar oleh bulan itulah dalam astronomi disebut Ijtima'. Meskipun ijtima' dapat dipedomanisebagai saat pergantian dua bulan berurutan, namun sangat sulit untuk diterapkan, karena bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu diperlukan unsur lain yang dapat dijadikan ukuran konkrit berupa garis yang menyatakan bulan telah mendahului matahari. Bagian akhir dari ayat 40 yang menggambarkan pergantian siang dan malam, memberikan pedoman untuk memberikan garis yang menandai apakah bulan telah mendahului matahari (telah berada disebelah timur matahari) atau belum. Dengan kata lain apabila pada saat pergantian siang dan malam yaitu saat terbenamnya matahari, bulan telah mendahului matahari (bulan berada diatas ufuk), maka itulah saat bulan baru tanpa memperhitungkan berapa tingginya diatas ufuk. (sumber maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 03/MLM/1.0/E/2007 tentang penetapan 1 syawal 1428 H)

Berkait dengan Idul Fitri 1428 H, Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari jumat tanggal 12 Oktober 2007 karena diketahui, ijtima' terjadi pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2007 pukul 12:02:29 WIB, tinggi hilal pada saat terbenam matahari di Yogyakarta +00 derajat 37 menit 31 detik (sumber maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 03/MLM/1.0/E/2007 tentang penetapan 1 syawal 1428 H).
Hal ini berarti telah terpenuhi kriteria hisab hakiki wujudul hilal yakni :
1. Telah terjadi Ijtima'
2. Ijtima' terjadi sebelum matahari terbenam
3. Pada saat terbenam matahari bulan berada diatas ufuk, bulan belum
terbenam.
Sehingga hari jumat tanggal 12 oktober 2007 merupakan awal bulan Syawal 1428 H. Wallahu a'lam bishawab
MERUKYAT METODE HISAB MUHAMMADIYAH MERUKYAT METODE HISAB MUHAMMADIYAH Reviewed by admin on 08.10 Rating: 5
Cara Menulis Artikel Google Friendly 468x60 Workshop Adwords 468x60
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.